Rabu, 28 Februari 2024

TUMBEN, SIYAT SAMPIYAN SEPI PENONTON

PEJENG – Tradisi nampiyog yang di dalamnya berisi mabente-bentean, maombak-ombakan hingga siyat sampiyan di Pura Penataran Sasih selalu menjadi tontonan menarik. Biasanya krama yang hendak mendak Ida Bhatara Manca-manca budal maupun wisatawan mancanegara memadati areal jeruan Pura untuk menyaksikan secara langsung tradisi unik ini. Namun suasana ramai seperti itu tidak terlihat saat prosesi nampiyog kali ini.

Senin, 26 Februari 2024

ANTARA KARYA PADUDUSAN DAN GALUNGAN

 "MEGALUNGAN DURUS", NGAYAH JALAN TERUS  

PEJENG – Karya Padudusan di Pura Penataran Sasih tahun 2024 ini berlangsung dalam suasana Hari Raya Galungan dan Kuningan. Seluruh krama Desa Adat Jero Kuta Pejeng pun harus pintar-pintar mengatur waktu, menyambut serta menyukseskan kedua momen istimewa ini. Di satu sisi tedun ngayah di Pura Penataran Sasih serangkaian karya padudusan yang jatuh pada 24 Februari 2024. Di sisi lain, krama sibuk menyiapkan segala sesuatunya untuk keperluan Hari Raya Galungan, 28 Februari 2024. 

Sabtu, 29 Juli 2023

WARGA SERBU OPERASI PASAR ELPIJI 3 KG

SEMPAT RESAH, SEPEKAN ELPIJI LANGKA 
PEJENG – Ratusan warga Pejeng menyerbu lokasi Operasi Pasar (Opas) Gas LPG (elpiji) 3 KG, Sabtu (29/7). Operasi Pasar yang dipusatkan di Pasar Sengol jaba Pura Penataran Sasih Pejeng ini, mendapat respon luar biasa dari warga. Itu terlihat dari banyaknya warga yang mendatangi lokasi sejak pagi hingga siang hari. Cukup menyerahkan foto copy KTP, warga bisa membeli gas elpiji 3 kg seharga 18.000 per tabung. 

Kamis, 09 Maret 2023

TRADISI UNIK DI PURA PENATARAN SASIH

MAOMBAK-OMBAKAN, SIYAT SAMPIYAN HINGGA MAPLENGKUNGAN

PEJENG – Ada sejumlah ritual unik dilaksanakan setiap berlangsungnya prosesi ngemudalan Ida Bhatara  manca-manca (tiga hari setelah puncak karya padudusan) di Pura Penataran Sasih, Pejeng. Ritual yang dilaksanakan secara sambung-menyambung itu adalah; prosesi ngeluaran, nampyog, ngeber, maombak-ombakan, menari baris, siyat sampiyan, melis (melasti) dan yang terakhir adalah maplengkungan.

Prosesi Ngeluaran
Sebagaimana yang berlangsung, Kamis (09/3/23), sebelum Ida Bhatara manca-manca (dari luar Desa Adat Jero Kuta Pejeng)  mewali budal, diawali prosesi ngeluaran. Dalam ritual ini sejumlah jero sutri bersiap-siap menari-menari (nampiyog) dengan iringan tabuh gambelan. Dipimpin langsung Pemangku Istri Pura Penataran Sasih yang membawa canang rebong, para Jero Sutri tersebut menari beriringan dari jeruan pura menuju jaba tengah, hingga di depan candi bentar. Setelah ritual ngeluaran usai, Jero Sutri menuju Pura Taman Sari yang berlokasi tepat di sebelah utara Pura Penataran Sasih.

Selanjutnya, Jero Sutri yang berjumlah 14 orang itu kembali melakukan gerakan tarian nampiyog dengan iringan tabuh gambelan. Gerakannya lemah gemulai, dengan telapak tangan menghadap ke atas. Begitu seterusnya sambil mengelilingi Pura sebanyak 3 kali. 

Nampyog

Menurut penjelasan salah seorang tokoh masyarakat, DR.Drs. Anak Agung Gede Raka,M.Si, gerakan nampiyog dengan telapak tangan menghadap ke atas ini sebagai simbol mohon amerta. Setelah mengelilingi pura sebanyak 3 kali, selanjutnya para Jero Sutri kembali menuju Pura Taman Sari.

Selanjutnya adalah ritual ngeber. Pada babak ini para sutri kembali melakukan nampyog dengan gerakan tangan seolah sambil menaburkan amerta mengelilingi pura. Setelah itu mereka kembali ke Pura Taman Sari.

Menjelang siang, suasana di sekitar Pura Penataran Sasih semakin ramai dan meriah, bersamaan dimulainya ritual  maombak-ombakan. Ritual ini menjadi semakin seru karena selain diikuti Jero Sutri juga melibatkan sekitar 70 orang juru sirat. Tangan Sutri yang satu menarik tangan sutri yang lainnya, begitu seterusnya sehingga membuat formasi barisan memanjang. Masih dengan tangan berpegangan satu sama lainnya dan saling tarik menarik, kemudian menyusul puluhan juru sirat melakukan gerakan yang sama. Mereka sesekali berlari sembari melakukan gerakan maju mundur, sehingga menyerupai gerakan ombak.

Maombak-ombakan
Menurut Agung Raka, ritual ini melukiskan bahwa setelah mendapat amerta, para jero sutri seakan mendapatkan kekuatan. ‘’Mereka lalu melangsungkan ritual maombak-ombakan, mabente-bentean (saling berpegangan tangan, dengan gerakan maju mundur) sehingga menyerupai gerakan ombak,’’ jelasnya. Seakan tiada lelahnya, mereka yang terlibat dalam ritual ini semakin bersemangat saat menari baris. Pada babak ini seakan menuju klimak kekuatan para sutri dan juru sirat. Mereka menari baris dengan penuh suka cita mengikuti irama tabuh gambelan.

Puncaknya adalah saat memasuki ritual siyat sampiyan. Para juru sirat mengawali ritual ini dengan berlari mengelilingi pura sebanyak 3 kali. Selanjutnya sembahyang bersama mohon keselamatan, lalu  diperciki tirta.  Dan, seluruh peserta pun berteriak histeris seperti orang kerasukan. Mereka langsung mengambil sampiyan yang telah disediakan di halaman pura.  

Siyat sampiyan

Sampiyan-sampiyan  tersebut sebelumnya dikumpulkan oleh prajuru, diambil dari sampiyan dangsil dan banten pengambaian yang ada di areal pura. Sambil berteriak, melompat dan mengibas-ngibaskan sampiyan di tangannya, mereka kemudian saling menyerang satu sama lain, hingga ritual ini berakhir.  Herannya, tak satu orang pun diantara peserta yang mengalami cedera. Mereka malah mengaku puas terlibat dalam ngayah siyat sampiyan ini.

Seusai siyat sampiyan, Ida Bhatara manca-manca bersiap-siap mewali budal. Diawali dengan mapurwa daksina, lanjut menuju lokasi upacara melis (melasti) di sebelah timur Pura Manikcorong. Namun, khusus untuk Ida Bhatara Pura Agung Tatiapi dan Ida Bhatara Kahyangan Tiga Pejeng Kawan, serta Ida Bhatara Pura Samuan Tiga Bedulu, sebelum mewali budal masih mengikuti tahapan upacara melis dan maplengkungan.

Maplengkungan

Setelah Ida Bhatara manca-manca mewali budal, babak selanjutnya adalah prosesi maplengkungan. Upacara ini diikuti Ida Bhatara Pengrajeg Karya (Pura Penataran Sasih) serta Ida Bhatara Kahyangan Tiga Desa Adat Jero Kuta Pejeng, Ida Bhatara Pura Agung dan Pura Kahyangan Tiga Desa Adat Pejeng Kawan, serta Ida Bhatara Pura Samuan Tiga, Bedulu.

Melasti 
Prosesinya diawali dengan mapurwa daksina sebanyak tiga kali di jeruan pura. Selanjutnya Ida Bhatara sesuhunan kairing menuju lokasi upacara melis di sebelah timur Pura Manik Corong. Setibanya di lokasi melis, Ida Bhatara sesuhunan diperciki tirta, sementara para pemundutnya memasukkan jari-jari tangannya ke lubang-lubang bumbung  bambu yang di dalamnya terdapat air suci. Selanjutnya iring-iringan Ida Bhatara Sesuhunan kembali ke Pura Penataran Sasih untuk melangsungkan ritual maplengkungan.  

Setibanya di jeruan pura, langsung membentuk formasi huruf “U”. Yang mana, Ida Sesuhunan Pengarajeg Karya  dan Ida Sesuhunan se-Jero Kuta Pejeng berada di sebelah utara. Di sebelah timur Ida Bhatara Pura Agung dan Ida Bhatara Kahyangan Tiga Pejeng Kawan. Sedangkan Ida Bhatara Sesuhunan Pura Samuan Tiga, Bedulu berada di sebelah selatan.

Sebagai puncak dari upacara maplengkungan ini adalah ritual nyambleh ayam dan pementasan tari rejang sutri dan baris tedung. Para penarinya adalah perwakilan dari Jero Sutri Desa Adat Jero Kuta Pejeng di sebelah utara dan Jero Sutri Pura Samuan Tiga, Bedulu di selatan.

Maplengkungan 
 Dengan formasi berhadap-hadapan para penari seakan unjuk kebolehan. Begitu pula saat berlangsung tari baris tedung, para penari baik dari Sutri Jero Kuta Pejeng maupun Sutri Pura Samuan Tiga Bedulu tampak lincah memainkan tedung. Mereka saling “menyerang” sampai tangkai tedungnya saling kotek. Acara ini sekaligus mengakhiri kegiatan maplengkungan secara keseluruhan.

‘’Inti dari upacara ini adalah mengisahkan tentang Pura sebagai sumber Amerta. Dan sutri sebagai representasi umat penyelenggara upacara, termasuk mereka semua yang terlibat di dalamnya sampai mendapatkan amerta sebagai sumber hidup,’’ jelas Agung Raka. (Dewa Suamba)

Selasa, 07 Maret 2023

PEMEDEK PENUH SESAK

                 PUNCAK KARYA PADUDUSAN DI PURA PENATARAN SASIH

                   

GIANYAR  -  Ribuan umat Hindu pedek tangkil melaksanakan persembahyangan saat puncak Karya Padudusan di Pura Penataran Sasih, Pejeng, Senin, (06/3/23) malam. Upacara yang bertepatan dengan rahina Purnamaning Kesanga ini dipuput Ida Pedanda Geriya Sanding, Pejeng. 

Suasana ramai sudah terlihat sekitar pukul 14.30 wita, yang mana saat itu berlangsung prosesi mendak Ida Ratu Gede Singapadu serta ritual mendak Ida Ratu Pura Pengukuran-ukuran. Tak lama berselang, iring-iringan pemundut Ida Bhatara Sesuhunan manca-manca (luar desa adat Jero Kuta Pejeng) tiba di jaba Pura Penataran Sasih dengan ratusan pengiring serta penabuh baleganjur.